SuaraSumsel.com, London – Pemerintah Israel telah mengambil langkah untuk menghentikan operasional jaringan berita Al Jazeera di dalam negara tersebut, seperti dilaporkan oleh Middle East Eye pada hari Rabu, mengutip media Israel.
Langkah ini diambil setelah Jaksa Agung Israel, Gali Baharav-Miara, menyetujui pada hari Selasa regulasi darurat yang akan mencegah outlet berita Qatar tersebut beroperasi di Israel. Dalam keputusan bersama, Baharav-Miara, dan Menteri Komunikasi Shlomo Karhi menyelesaikan kata-kata dalam regulasi tersebut, yang bertujuan untuk membatasi pelaporan Al Jazeera di lapangan di Israel.
Meskipun detail belum diungkapkan, keputusan ini menyusul berbagai laporan yang menyarankan bahwa Karhi bermaksud untuk menutup kantor berita Al Jazeera di negara tersebut.
Dalam wawancara dengan Israel Army Radio pada hari Minggu, Karhi menggambarkan jaringan tersebut sebagai “alat propaganda” untuk Hamas dan membuka kemungkinan serangan terhadap tentara Israel dari Gaza. Al Jazeera sejauh ini belum memberikan komentar.
Namun, Mona Shtaya, seorang advokat hak digital Palestina, mengatakan kepada Doha News bahwa larangan terhadap Al Jazeera dapat merusak netralitas informasi yang berasal dari Gaza dan mungkin merupakan upaya Israel untuk mengendalikan narasi.
Pemerintah Israel secara konsisten menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap pelaporan Al Jazeera tentang konflik di Jalur Gaza.
Dengan keberadaannya di Israel dan Gaza serta keterbatasan perjalanan internasional dan akses ke Gaza, Al Jazeera tetap menjadi salah satu media yang mampu memberikan liputan berita langsung mengenai serangan Israel di daerah tersebut.
Al Jazeera memiliki hubungan yang tegang dengan Israel, terutama ditandai dengan kematian jurnalis Amerika-Palestina Shireen Abu Akleh, seorang koresponden Al Jazeera yang tewas ditembak ketika meliput serangan Israel di kamp pengungsi Jenin pada Mei 2022. Meskipun bukti yang jelas dari penyelidikan selanjutnya menyatakan sebaliknya, Israel secara konsisten membantah keterlibatan mereka. Kemudian, mereka mengakui bahwa sementara Abu Akleh kemungkinan dibunuh oleh tembakan Israel, kematian itu tidak disengaja.